ads

Jumat, 12 April 2013

Melukiskan Macrame bersama adik2 Panti Asuhan Ampera

Pernah suatu kali saya berpikir, tahun 2009 lalu, saat lulus s1 dari komunikasi, cari kerja susah, dicariin kerja orang tua pun susah, belum terpikirkan jalan hidup yang benar bagian mana? Yang terpikir dikepala adalah bagaimana caranya memburu kerja? foto copy ijazah 50 lembar, transkip nilai dan sebagainya. Lulus dengan predikat sangat memuaskan IPK 3,46 dengan gelar SIP. Gini rasanya tidak punya keterampilan apa-apa, tidak tahu banyak hal, tidak punya satu hal yang bisa diandalkan. Bahkan pada saat itupun rasanya malu sekali pulang ke kampung halaman, sudah jauh-jauh kuliah di Jogja malah pengangguran. Mengenaskan sekali, ilmu yang dipunya berasa sempit, setahun pulang ke desa merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa dirumah diam dan tidak melakukan apa-apa?
Serjana muda tidak punya kerja apa-apa? Malu jelas, ditanya ini itu sama tetangga sampai gag bisa jawab. Sebenarnya sempat terpikir untuk membuat UMKM di desa kecil bernama Pringgasela. Tapi apa daya, orang tua jarang mendukung ide-ide anak muda, kalau kerja ya jadi PNS, kalau mau wirausaha nanti bangkrut gimana? takut mengambil resiko!
Perkenalan dengan salah satu pengurus PA membuka peluang saya membagi ilmu dengan adik-adik, niat utamanya adalah berbagi ilmu, supaya di PA ada kegiatannya dan tujuan terakhirnya adalah mereka punya keterampilan yang bisa di jadikan ladang buat wirausaha kedepannya. akhirnya pada akhir 2011 mulailah mengajar adik-adik PA membuat tas dari tali kur, dan ini beberapa hasil dari mereka.
Bagaimana pun susahnya hidup saya saat  itu, masa transisi pengangguran IPK tinggi, namun ketika saya membagi ilmu dengan orang lain, saya merasa jadi orang yang paling kaya, saya tidak bisa memberi mereka uang, tapi saya berbagi ilmu, dari mereka saya belajar bagaimana caranya care terhadap orang lain, dari mereka saya belajar menghargai hidup, dari mereka saya belajar keiklasan. mengucapkan sukur atas nikmat yang begitu besar. Meskipun projectnya belum kelar dengan sempurna, karena saya harus meninggalkan adik-adik PA sebelum mereka siap dilepasin mandiri.

Seperti tidak mungkin untuk di kejar, tetapi nyata berbeda sekarang, saya dikenal banyak orang karena karya saya. Buku "Macrame dan tas tali kur" membantu banyak orang yang mau belajar tentang membuat tas ini. Tak henti-hentinya saya dapat sms pujian dari ibu-ibu, mbak-mbk, bahkan mas-mas karena hasil karya tangan saya, terimakasih banyak atas masukan, saran dan kritikannya. 
Macrame juga mengajarkan kesabaran, ketekunan, kerapian dan ketelitian, seperti menganyam tali kur, hidup itu harus bisa bersabar, tekun maka akan didapat hasil yang indah. Kalau bikinnya buru-buru maka hasilnya juga buru-buru. Jujur saya adalah orang yang sangat pilih-pilih warna dalam membuat sebuah tas. Karena bagi saya, warna merupakan penentu bagus atau tidaknya sebuah tas. 
Big Thank u to KK SITI NURMAYANTI, u are the best sist...thank for sharing a lot of macrame. 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

maf mb' untk pnjank kur biasany d potonk brp mter untk pola dasar, n brp mter tuk tali yg d smbung lgsunk dg tas????? mkc

Houseofmacrame mengatakan...

3 meter untuk tali , 1,5 meter untuk motif dasar dan membuat motif yang lainnya

Tas macrame dan cara membuatnya

 Kemarin banyak yang tanya tentang mahalnya bahan tas macrame, nih di hom kita ada solusinya mom, bekerjasama dengan shopee ini dia beberapa...